Kamis, 22 Januari 2009

Notasi dan Bahasa Ilmiah

I. P E N D A H U L U A N
Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Tanpa mempunyai kemampuan berbahasa ini maka kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan. Lebih lanjut lagi, tanpa kemampuan berbahasa ini maka manusia tidak mungkin mengembangkan kebudayaannya, sebab tanpa mempunyai bahasa maka hilang pulalah kemampuan untuk meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi yang satu kepada generasi selanjutnya.
Manusia dapat berpikir dengan baik karena mempunyai bahasa. Tanpa bahasa maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti apa yang kita lakukan dalam kegiatan ilmiah. Demikian juga tanpa bahasa maka manusia tidak dapat mengkomunikasikan pengetahuannya kepada yang lain. Binatang tidak diberkahi dengan bahasa yang sempurna, sehingga binatang tidak dapat berpikir dengan baik dan mengakumulasikan pengetahuannya lewat proses komunikasi.
Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak di mana obyek-obyek yang faktual di transformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak.
Adanya simbol bahasa yang bersifat abstrak ini memungkinkan manusia untuk memikirkan sesuatu secara berlanjut. Demikian juga bahasa memberikan kemampuan untuk berpikir secara teratur dan sistematis.
Kalau ditelaah lebih lanjut, bahasa mengkomunikasikan tiga hal yakni: buah pikiran, bahasa, dan sikap. Atau seperti dinyatakan oleh Kneller bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai fungsi simbolik, emotif dan afektif. (George F. Kneller, 1964). Fungsi simbolik dari bahasa menonjol dalam komunikasi ilmiah sedangkan fungsi emotif menonjol dalam komunikasi estetik.
Dari sejumlah pernyataan diatas, sungguh jelas bahwa peranan bahasa sangat penting bagi kehidupan manusia, namun karena terbatasnya waktu dan sumber bacaan yang penulis miliki, maka pada makalah ini akan di bahas seputar: “fungsi bahasa, klasifikasi bahasa, bahasa ilmiah,teknik menulis ilmiah dan notasi ilmiah”.


II. FUNGSI DAN KLASIFIKASI BAHASA
A. Fungsi Bahasa
Sebagaimana yang telah di uraikan diatas bahwa dengan bahasa manusia dapat berpikir secara sistematis, dapat mengembangkan kebudayaannya, juga dapat mentransformasikan sesuatu yang empiris menjadi abstrak.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Louis O. Kattsof yang dikutif oleh Sumarna bahwa bahasa berguna untuk:
Pertama. Mengkomunikasikan apa yang dipikirkan seseorang kepada orang lain. Kedua. Bahasa dapat mengkomunikasikan obyek yang kongkret kepada sesuatu yang abstrak. Simbol-simbol objek yang semula faktual, ditransformasikan melalui simbol abstrak dalam bentuk bahasa, meskipun objek dari simbol yang dimaksud tidak lagi berada di tempat dimana komunikasi dilangsungkan. (Sumarna: 2008).
B. Klasifikasi Bahasa
Selain bahasa memiliki kegunaan, juga bahasa dapat di kelompokan dalam beberapa kelompok yaitu:
1. Bahasa alami, adalah bahasa yang memiliki kecenderungan: spontan, bersifat kebiasaan, instuitif (bisikan hati) dan pernyataan bersifat langsung. Bahasa alami terdiri dari:
a. Bahasa isyarat, bahasa isyaratpun terbagi menjadi dua: bahasa isyarat biasa (berlaku secara umum) dan bahasa isyarat buatan (berlaku secara khusus, dan hanya untuk orang-orang khusus)
b. Bahasa biasa, biasanya digunakan untuk komunikasi harian. Makna kata dalam bahasa biasa, dibedakan dalam dua jenis:
» Kata tertentu, memiliki arti tertentu.
» Kata tertentu untuk sesuatu yang berbeda atau memiliki makna lain dari makna yang dikandung oleh kata tertentu.
2. Bahasa buatan, ini disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan akal semata. Bahasa buatan dibagi menjadi dua:
a. Bahasa istilahi, rumusannya diambil dari bahasa biasa dan sering memunculkan kekaburan makna jika tidak diberi penjelasan sesuai dengan bidang keilmuan yang tercakup dari bahasa dimaksud.
b. Bahasa artifiasial, juga sering disebut sebagai bahasa simbolik. Bahasa ini umumnya digunakan untuk rumus logika matematika dan statistik. (disarikan dari Sumarna. filsafat ilmu. Bandung: Mulia Press, 2008. p.237-238)

III. BAHASA ILMIAH
Disebut bahasa ilmiah karena memiliki suatu rumusan dan kaidah tertentu, logika tertentu dan konseptual ( Sumarna: 2008). Bahasa ilmiah cenderung didasarkan pada pemikiran, sekehendak hati, menuntut kemungkinan dialogis/diskusi (logis dan memiliki arti mendalam), dan sifatnya berbentuk pernyataan tidak langsung. (Sumarna: 2008).
Sarana penyampaian bahasa ilmiah salah satunya adalah melalui komunikasi ilmiah, menurut Sumarna: 2008, komunikasi ini dapat dilakukan dengan dua cara:
Pertama, komunikasi melalui aksara dan hurup yang terangkai menjadi kata dengan makna tertentu dalam bentuk tulisan.
Kedua, komunikasi melalui rangkaian aksara dan hurup yang terangkai dalam bentuk kata dengan makna tertentu, yang dilakukan dengan cara oral.
Lebih lanjut Sumarna: 2008, mengatakan komunikasi ilmiah adalah transformasi ide, pemikiran, gagasan dari suatu objek, atau dari suatu subjek kepada subjek lewat bahasa; tulisan – oral dalam hurup/aksara, disertai dengan argumentasi dan penalaran yang bersipat ilmiah. Komunikasi ilmiah memiliki ciri: sistematis, empiris dan objektif.
Komunikasi ilmiah yang di sampaikan lewat lisan/oral mempunyai ciri-ciri:
1. Memungkinkan terjadinya dialog.
2. memungkinkan terjadinya diskusi antara subjek dan objek dalam sebuah tema pembicaraan.
Sedangkan komunikasi ilmiah yang di sampaikan lewat tulisan mempunyai ciri-ciri:
1. Tidak memiliki karakteristik dialogis.
2. Pikiran dibatasi oleh hurup, kata, dan kalimat yang tersusun dalam simbol hurup tulisan, serta dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan sosiologis penulis ketika tulisan itu di tulis.
Suatu tulisan ilmiah merupakan himpunan hurup-hurup membentuk kata. Himpunan kata demi kata, akan menjadi sebuah kalimat. Himpunan kalimat demi kalimat akan melahirkan alinea. Dan seterusnya sampai menghasilkan sebuah buku.(Sumarna: 2008)

IV. TEKNIK MENULIS dan NOTASI ILMIAH
A. Teknik Menulis Ilmiah
Sebuah tulisan dikatakan ilmiah apabila memenuhi unsur-unsur: adanya rujukan / sumber, menggunakan metode ilmiah, adanya sarana, dan memiliki alat ilmu.
Selain tulisan harus memenuhi unsur-unsur diatas juga menurut Sumarna: 2008, harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
1. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Tidak njlimet dan mudah dipahami orang.
3. Tujuan tulisan jelas.
4. Menggunakan kalimat Pasif.
5. Memiliki tipikal khusus.
6. Memiliki otonomi semantik yang terbebas dari: ikatan dengan pengarang, konteks tempat, hubungan semula antara teks dengan kelompok sasaran.
B. Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah dapat di tinjau dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang sistem dan sudut pandang bentuk. Notasi ilmiah yang dilihat dari sudut pandang sistem maka harus memenuhi tiga kategori:
1. Harus teridentifikasi dari siapa penulis melakukan rujukan.
2. Media / alat komunikasi yang dijadikan oleh mereka yang pikirannya di sadur.
3. Harus jelas lembaga yang menerbitkan.
Sedangkan dari bentuknya notasi ilmiah dibedakan menjadi tiga:
1. Catatan kaki ( fote note), adalah sumber informasi yang ditulis dibawah tulisan dan akhir tulisan, dengan menggunakan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis dan diganti dengan nomor satu kembali pada bab yang baru. Atau bisa saja setiap catatan kaki diberi lambang baru yang bukan berupa angka. Lambang tersebut harus berbeda untuk tiap catatan kaki yang berada dalam halaman yang sama.
Contohnya: “di antara ahli pendidikan ada yang memandang bahwa kegagalan pendidikan di Indonesia terletak pada lemahnya mutu pencerdasan out put. Kegagalan ini terjadi karena lemahnya manajemen pendidikan, kekurangan infra struktur, rendahnya fasilitas pendidikan, rendahnya kualifikasi kompetensi tenaga kependidikan dan kecilnya insentif guru.”1
1 H.A.R. Tilaar. Analisis Kebijakan Pendidikan: Suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.p.21.
2. Catatan dalam tulisan ( in note), adalah cara meletakkan sumber informasi dan pengetahuan dalam body tulisan.
Contoh
K. Bertens (1989; 14-15) menyebutkan ada tiga faktor yang menyebabkan cepatnya pertumbuhan dan perkembangan filsafat Yunani Kuna. Ketiga faktor dimaksud adalah......” (sumber tulisan primer).
K. Bertens menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan cepatnya pertumbuhan dan perkembangan Filsafat di Yunani Kuna. Ketiga faktor dimaksud adalah........” (Cecep Sumarna, 2004: 56) (sumber tulisan penulis sekunder).
3. catatan diakhir tulisan ( end note), sumber informasi yang ditulis di bawah tulisan dan di akhir, dengan menggunakan penomoran angka arab yang diketik naik setengah spasi dan sumber informasi secara lengkapnya di letakan di halaman akhir buku atau makalah.
4. Daftar Pustaka, adalah himpunan sumber dan bahan bacaan yang secara keseluruhan digunakan dalam tulisan penulis.
Contoh
Abidin. Zainal. Filsafat Manusia: Memahami Manusia melalui Filsafat. Bandung: Rosdakarya, 2004.
Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Adiwikarta. Sudardja. Sosiologi Pendidikan: Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud, 1998.

V. PENUTUP
Dari penjelasan dan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan:
1. Bahasa berfungsi untuk: Pertama. Mengkomunikasikan apa yang dipikirkan seseorang kepada orang lain. Kedua. Bahasa dapat mengkomunikasikan obyek yang kongkret kepada sesuatu yang abstrak.
2. Bahasa diklasifikasikan menjadi dua yaitu: Bahasa alami dan bahasa buatan, bahasa alami terbagai menjadi bahasa isyarat dan bahasa biasa, bahasa isyaratpun terbagi menjadi bahasa isyarat biasa dan bahasa isyarat buatan. Sedangkan bahasa buata terbagi menjadi bahasa istilahi dan bahasa artifisial.
3. Bahasa ilmiah adalah bahasa yang di dasarkan pada: pemikiran, menuntut kemungkinan dialog/diskusi, bersifat pernyataan tidak langsung dan sekehendak hati.
4. Teknik menulis ilmiah adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mudah dipahami orang, tujuannya jelas, menggunakan kalimat pasif, memiliki tipikal khusus, dan memiliki otonomi semantik yang bebas dari ikatan pengarang, konteks tempat dan hubungan semula antara teks dengan kelompok sasaran.
5. Bentuk notasi ilmiah adalah catatan kaki (fote note), catatan dalam kaki (in note) dan catatan diakhir tulisan (end note).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar